Limpahan Cahaya Keagungan Nya semoga selalu menghiasi setiap
nafas kita dalam keluhuran dan kesejukan,
Limpahan Puji atas Nya, Yang Maha Berhak atas segala pujian,
Limpahan Puji atas Nya, Yang Maha Tunggal Mencipta dan
Mengawali Kesempurnaan dan Keindahan,
Limpahan Puji atas Nya Yang Maha Tunggal dalam Keluhuran dan
keabadian.
Shalawat dan
Salam terindah semoga selalu tercurah pada semulia-mulia Makhluk Nya, pemimpin
segenap Utusan Nya, Sayyidina Muhammad saw beserta keluarga serta Sahabat
Beliau dan penerus akhir zaman.
Munajat Dalam Kegelapan
Ketika
sanubariku keruh dan terbenam dalam gelapnya kesulitan dan kesempitan,
sanubariku meraung menahan sakitnya benturan benturan permasalahan yang
bagaikan hujan lebat terus mendera tubuhku, aku berusaha menghindar dan
menyelamatkan diri, namun hantaman hantaman kesulitan tindih menindih membuatku
roboh tidak berdaya, panca inderaku gelap tidak memiliki rasa, mataku terbuka
dan seluruh pemandangan berubah menjadi selubung pekat yang mengerikan,
telingaku mendengar suara suara namun mendadak bagaikan dihambat dengan
ketulian yang kelam, alam pikiranku lumpuh, kedua telapak tangan dan
jari-jariku bergetar, hatiku bagai hangus terbakar oleh gemuruh lahar
kerisauan...
Apa yang
bisa kuperbuat..., aku tidak tahu, semua jalan keluar yang kutempuh tertutup
rapat..., semua orang masa bodoh atas kesulitan dan raunganku, seakan aku hidup
sendiri di alam ini...
Aku rebah
terhenyak, Tiba-tiba terdengarlah suara lirih dari Firman Tuhanku...”WA NAADAA
FIDHULUMAAT.. AN LAA ILAAHA ILLA ANTA.., SUBHANAKA INNIY KUNTU
MINADDHALIMIIN.., FASTAJABNAA LAHU WANAJJAYNAAHU MINAL GHAMMI WAKADZAALIKA
NUNJIYYIL MU’MININ..,” Aku tersentak kaget.. ah.. Kisah Yunus as.., ketika
Allah swt menceritakannya dengan jelas, “DAN DIA (Yunus) MEMANGGIL (KU) DALAM
KEGELAPAN.. BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ENGKAU, MAHA SUCI ENGKAU.. SUNGGUH AKU
TERMASUK ORANG DHALIM.., MAKA KAMI MENJAWAB DOANYA, DAN KAMI MENYELAMATKANNYA
DARI KEGUNDAHAN DAN PERMASALAHAN DAN DEMIKIAN PULA KAMI MENYELAMATKAN ORANG
ORANG MUKMIN” (Al Anbiya 87).
Betapa
sempit dan adakah lagi kesempitan dan kebingungan lebih dari yang menimpa
Nabiyallah Yunus as saat itu, ditelan oleh seekor ikan raksasa dan hidup
merangkak didalam perut hewan itu.. betapa busuknya.. betapa gelapnya.. betapa
sempit dan kalutnya Yunus as saat itu, ditelan oleh seekor ikan besar dan
dibawa kepada kedalaman Samudera raya...
Ia tidak
mungkin memanggil siapapun, tidak pula bisa berbuat apapun.. namun cerita ini
dikisahkan kembali oleh Nya seakan Dia berseru : Akulah Raja Tunggal Maha
Penguasa Kegelapan Samudera, Akulah yang Maha Menemaninya saat ia dalam
kesendirian, Aku Maha Tunggal Mendengar tangisannya yang terbenamkan dalam
pekatnya Samudera, Masihkah ada selainku yang mendengar panggilannya, Saat itu
memang sudah tidak ada lagi yang bisa diharapkan selain Nya, maka Dia
menceritakannya dengan indah : “Maka ia memanggil manggil Ku dalam kegelapan..”
kegelapan perut ikan, kegelapan perasaan, kegelapan masalah yang terpekat.. ia
memanggil manggil Ku dalam kegelapan.. Tiada Tuhan Selain Mu, Maha Suci Engkau,
sungguh aku dari kelompok hamba yang dhalim...
Tak ada
keselamatan dari Siksa Nya selain dengan Kalimat Tauhid, sebagaimana Hadits
Qudsiy yang berbunyi : “Laa ilaaha illallah adalah Benteng Ku, barang siapa
yang mengucapkannya maka ia masuk dalam benteng Ku, barang siapa masuk dalam
benteng Ku maka ia aman dari siksa Ku”.
Maka Yunus
as memulai doanya, memanggil manggil Maha Raja Penguasa Samudera Kegelapan dan
Maha Menemani setiap kesendirian, Maha Raja Yang Menciptakan Terang Benderang
dan Kegelapan di Kerajaan Alam Semesta, ia memulai doanya dengan, “Laa ilaaha
illan anta” Tiada Tuhan selain Engkau.. Lalu Yunus meneruskan doanya dengan
mensucikan Allah.. bertasbih kepada Allah.. Dia Yang Tak satupun menghalangi
Pandangan Nya, Maha Suci Raja Yang selalu disucikan selamanya oleh sekalian
Alam.., dan Dia pula telah berfirman : “KALAU BUKAN KARENA IA (Yunus) ORANG
YANG SUKA BERTASBIH MENSUCIKAN ALLAH, NISCAYA IA AKAN TETAP DIDALAM PERUT IKAN
ITU HINGGA HARI KEBANGKITAN”.
Maka Yunus
meneruskan doanya dengan kalimat SUBHANAKA Maha suci Engkau.. Inniy kuntu
minaddhaalimiin.. sungguh aku termasuk golongan orang yang dhalim.. (Yunus as
marah dan meninggalkan ummatnya sebelum diizinkan Allah), Ia mengadu, mengaku,
dan berharap cemas semoga Maha Pemelihara Tunggal ini masih memaafkannya, maka
Dia Allah meneruskan firman Nya, MAKA KAMI TERIMA SERUANNYA, DAN KAMI
MENYELAMATKANNYA DARI KESULITAN.. Ah, betapa tak berartinya seluruh musibahku
ini dibanding orang yang ditelan hewan raksasa lalu dibawa tenggelam ke Dasar
Samudera.. muncul harapan dihatiku.. berarti aku harus banyak mengucapkan
kalimat Tauhid, Tasbih dan mengakui kesalahanku pada Nya, Niscaya Dia akan
menolongku dari kesulitan ini.. Tiba tiba batinku merintih lagi.. ah.. tak
mungkin.. itukan untuk Nabi Yunus.., siapakah aku hingga akan pula akan
ditolong Allah, ini hanyalah kekhususan Yunus as, Nabi Allah, tiba-tiba aku
teringat akhir ayat itu.. WA KADZALIKA NUNJIYYIL MU’MINNIIN, dan begitu pula
kami menyelamatkan orang-orang yang mukmin...
Maha Suci
Engkau Wahai Menyingkap kegelapan malam dan membuatnya terang benderang, beribu
hati gelap dan pekat telah pula kau singkapkan kesedihan mereka dengan
pengabulan doa hingga hati gelap dan kelam itu berubah menjadi terang benderang
dengan kegembiraan oleh Matahari Keluhuran Mu.. Kau simpan rahasia kelembutan
Mu dalam ayat pendek ini.., bahwa Kau Maha Siap mengulurkan jari-jari takdir
kelembutan yang memutus rantai rantai takdir Mu yang mencekik dan menghanguskan
sanubari ini dengan Munajat dan Doa kami, sebagaimana Hadits Nabi Mu saw,
“Tiadalah Yang Mampu menolak ketentuan Nya, selain Doa”. Hanya doa dan rintihan
di Pintu Kemegahan Mu yang akan menyingkirkan segala kesulitan ini...
Maka aku
bermunajat Sebagaimana Munajat Nabiku Muhammad saw : Wahai Allah, Demi
orang-orang yang bermunajat meminta kepada Mu, Demi orang-orang yang
bersemangat menuju keridhoan Mu, dan juga demi doa Yunus as dan seluruh pemilik
sanubari luhur yang menginjak Bumi Mu dari zaman ke zaman, Demi berjuta telapak
tangan yang telah terangkat bermunajat pada Mu, Demi Doa Yunus ketika didalam
perut hewan raksasa di dasar Samudera.. Yang sebab doanya lah kau bukakan
Rahasia pertolongan Mu, dan demi Keteguhan Ibrahim as yang membuat api Namrud
menjadi tunduk dan dingin.. dan Demi Munajat Nabi Muhammad saw, yang merupakan
Munajat Terluhur dari seluruh Munajat Hamba Mu di Kerajaan Alam Semesta,
bebaskan Aku dari segala kesempitan.., bebaskan aku dari dasar samudera
kesulitan yang membuat aku tenggelam dan Buta dari kegembiraan, yang membuat
ditelan oleh dosa dan merangkak diperut dosa yang penuh dengan busuknya bangkai
kehinaan dalam keadaan Lumpuh dari harapan, akulah hamba yang merangkak diperut
dosa.. ditenggelamkan ke dasar Samudera kesulitan ? memanggil manggil Nama
Agung Mu.. memanggil manggil satu-satunya gerbang harapan bagi para pendosa..
selamatkan aku dari segala kesulitan.. Tiada Tuhan Selain Engkau.. aku tidak
akan menyembah selain Mu.. tidak pula akan sujud pada selain Mu.. penghambaanku
hanya untuk Mu.. tidak pula akan memilih Tuhan Lain selain Mu.. bila muncul
dihadapanku Tuhan lain dengan menyiapkan seluruh kenikmatan dan kemewahan abadi
dihadapanku.. niscaya kuhempaskan dan kutolak seluruh anugerahnya, aku akan
berpaling dan berlari kepada Mu.. Menuju Tuhanku Yang Maha Tunggal, Tetap
Engkau Maha Tunggal Tuhanku.. hanya Engkau Rabbiy.. hanya Engkau Pilihanku..
hanya Engkau.. Maha Suci Engkau dengan segala kesucian.. maka singkirkanlah
segala kesulitan ini sebagaimana Ibu yang menepiskan bekas noda dari wajah
bayinya.. Rabbiy.. Rabbiy.. Sungguh aku telah berbuat kedhaliman.. sungguh aku
telah mengingkari perintah Mu.. namun kemana aku akan pergi menyelamatkan diri
kalau bukan kepada Mu ! Demi Keluhuran Muhammad saw.. Demi Munajat Muhammad
saw.. Demi Keindahan Muhammad saw.. Demi Kewibawaan Muhammad saw.. Demi
Mukjizat Muhammad saw.. Demi Syafaat Muhammad saw.. Yang kesemua itu
mencerminkan Keindahan Mu dan Kesempurnaan Mu Rabbiy, Maka Maha Suci Engkau dan
Puji atas Mu Tuhan sekalian Alam...
Daftar Pustaka : //book of "KENALILAH AQIDAHMU" From Guru Mulia Al Habib Munzir bin Fuad Almusawa.// www.MajelisRasulullah.org