Sabtu, 16 Februari 2013

Concepts hobbies and Architecture "skate park"


Dengan mengambil konsep sebuah skatepark yang dirubah menjadi rumah, Gedung PAS ini dirancang oleh seorang pemain skateboard dan designer Gil Lebon Delapointe dan Arsitek Los Angeles, California Francois Perrin.





 Secara teori, Senizergues bermaksud memasukkan area skate dari luar kedalam rumah melalu 3 bagian rumah.Area pertama mencakup ruang tamu, ruang makan, dan dapur.Yang kedua termasuk kamar tidur dan kamar mandi.




 Dan yang ketiga merupakan area bermain skateboard.Berbentuk tubular, lantai melandai sampai dinding, ukuran kurva sampai ke langit-langit mencapai 10 kaki.Bahkan furniture dalam rumah juga dirancang "skateable", apakah itu bangku "built in" ataupun meja dan hiasan yang tidak akan bisa "porak poranda" karena getaran skate.Sebuah model miniatur versi 2.200 kaki persegi dari rumah lengkap akan dipamerkan dimeja ruang makan.


Senizergues tidak hanya sekedar membangun istana skate yang mengesankan, dia juga menggunakan bahan-bahan alam ramah lingkungan.Ventilasi alami akan membantu ruangan tetap sejuk, orientasi dan penggabungan dengan alam akan meminimalkan dampak rumah dan memaksimalkan penggunaan matahari.




Mereka juga berencana untuk memanfaatkan sumber alam seperti tenaga surya dan angin.Untuk prototipe ruang tamu yang dibangun untuk Ulang Tahun ke-25 Etnies diParis, mereka menggunakan kayu lokal Perancis (Pine, Poplar, Birch) dan meminimalkan limbah melalui penggunaan efisien panel kayu lapis (3000 Kg menghasilkan limbah 100 Kg).




 Keseluruhan rumah akan terlihat unik bukan hanya karena konsep "skate area dalam rumah", tetapi juga karena menggunakan desain ala Euclidian (Tanpa sudut dan tidak ada pemisahan antar lantai, dinding atau langit-langit).





Selasa, 05 Februari 2013

Wahai Idolaku Muhammad saw








Dalam artikel ini Insya Allah saya akan terus meluncurkan riwayat-riwayat mengenai Sang Nabi saw, untuk menambah pengetahuan para pengunjung website ini dan menambah kecintaan kita kepada Beliau saw, perlu kita fahami bahwa wajah Sang Idola saw adalah wajah yang dipenuhi cahaya kelembutan dan kasih sayang, karena beliau adalah pembawa Rahmat bagi sekalian alam, maka wajah Beliau penuh kasih sayang, demikian pula ucapan Beliau saw, perangai, tingkah laku, dan bahkan bimbingan Beliau saw pun penuh dengan kasih sayang Allah SWT.

Seorang lelaki bertanya kepada Albarra’ bin Azib ra : “Apakah wajah Rasul saw seperti pedang ?” (bukankah Beliau banyak berperang, apakah wajahnya bengis bak penguasa kejam?), maka menjawablah Alabarra’ bin Azib ra : “Tidak. Tapi bahkan wajah Beliau bagai Bulan Purnama..”, (kiasan tentang betapa lembutnya wajah Beliau yang dipenuhi kasih sayang) (Shahih Bukhari hadits no.3359, hadits serupa Shahih Ibn Hibban hadits no.6287).

Diriwayatkan oleh Jabir bin samura ra : “wajah Beliau saw bagaikan Matahari dan Bulan” (Shahih Muslim hadits no.2344, hadits serupa pada Shahih Ibn Hibban hadits no.6297), demikian pula riwayat Sayyidina Ali.Kw, yang mengatakan : “seakan akan Matahari dan Bulan beredar di wajah Beliau saw”. (Syamil Imam Tirmidzi), demikian pula diriwayatkan oleh Umar bin khattab ra bahwa “Rasul saw adalah manusia yang bibirnya paling indah”.

Al Imam Alhafidh Syeikh Abdurrahman Addeba’I mengumpulkan ciri-ciri sang Nabi saw : “Beliau saw itu selalu dipayungi oleh awan dan diikuti oleh kabut tipis, hidung Beliau saw lurus dan indah, Bibirnya bagaikan huruf Miim (kiasan bahwa bibir Beliau tak terlalu lebar tak pula sempit dan sangat indah), Kedua alisnya bagaikan huruf Nuun, (kiasan bahwa alis Beliaw itu tebal dan sangat hitam dan bersambung antara kiri dan kanannya)”.

Dari Abi Jahiifah ra : “Para Sahabat berebutan mengambil telapak tangan Beliau dan mengusapkannya di wajah mereka, ketika kutaruh telapak tangan Beliau saw diwajahku ternyata telapak tangan Beliau saw lebih sejuk dari es dan lebih wangi dari misik” (Shahih Bukhari hadits no.3360).

Berkata Anas ra : “Tak kutemukan sutra dan kain apapun yang lebih lembut dari telapak tangan Rasulullah saw, dan tak kutemukan wewangian yang lebih wangi dari keringat dan tubuh Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.3368). “Kami tak melihat suatu pemandangan yang lebih menakjubkan bagi kami selain Wajah Nabi saw” . (Shahih Bukhari hadits no.649 dan Muslim hadits no.419) “Ketika perang Uhud wajah Rasul saw terluka dan mengalir darah segar, maka putrinya yaitu Sayyidah Fathimah ra mengusap darah tersebut dan Sayyidina Ali Kw memegangi beliau saw, namun ketika terlihat darah itu terus mengalir, maka diambillah tikar dan tembikar, maka debunya ditaburkan diluka itu, maka darahpun terhenti” . (Shahih Bukhari hadits no.2753).

Dari Anas bin Malik ra : “Dan saat itu dirumah hanya aku, ibuku dan bibiku, lalu selepas shalat Beliau berdoa untuk kami dengan kebaikan Dunia dan Akhirat, lalu Ibuku berkata : “doakan pelayanmu ini wahai Rasulullah..” (maksudnya Anas ra), maka Rasul saw mendoakanku dan akhir doanya adalah : “Wahai Allah Perbanyaklah Hartanya dan keturunannya dan berkahilah” (Shahih Muslim hadits no.660). “Dan Beliau saw itu adalah manusia yang terindah wajahnya, dan terindah akhlaknya” (Shahih Bukhari hadits no.3356). “Dan Beliau saw itu adalah manusia yang termulia dan manusia yang paling dermawan, dan manusia yang paling berani” saw (Shahih Bukhari hadits no.5686).

Dari Abu Hurairah ra : “Wahai Rasulullah.., bila kami memandang wajahmu maka terangkatlah hati kami dalam puncak kekhusyu’an, bila kami berpisah maka kami teringat keduniawian, dan mencium istri kami dan bercanda dengan anak-anak kami” (Musnad Ahmad Juz 2 hal.304, hadits no.8030 dan Tafsir Ibn katsir Juz 1 hal.407 dan Juz 4 hal.50).

Siang dan malam seluruh Ummat ini ruku dan sujud, bermilyar wajah menyungkur sujud kehadirat Nya hingga akhir zaman, mereka mensucikan Nama Nya yang Maha Tunggal, merekalah yang selalu dalam naungan Rahmat dan keridhoan Nya, Sebagaimana sabda Beliau saw : “Dijadikan kesenanganku adalah shalat” . Shalat merupakan Ibadah yang paling dicintai oleh Beliau saw, dan “Shalat adalah Cahaya”, demikian sabda Beliau saw pula mengenalkan Indahnya shalat, suatu ibadah yang diawali dengan Takbiratul Ihram yang membuka gerbang penghadapan dengan Rabbul ‘ alamin, lalu lantunan kalimat-kalimat surat Al-Fatihah yang bila dibaca dengan khusyu maka setiap kalimat itu dijawab oleh Raja Alam Semesta, lalu lantunan kalimatullah itu menerangi seluruh alam sanubarinya, meruntuhkan dosa-dosanya, lalu ia ruku’, bertasbih kepada Nya, bertakbir, bertahmid, lalu bersujud dibawah Naungan Kelembutan dan Kasih Sayang Nya, alangkah indahnya ibadah yang satu ini,suatu ibadah yang terangkai dari hampir seluruh bentuk ibadah, Wudhu, Niat Mulia, Doa, Alqur’an, Takbir, Tasbih, Tahmid, Tahlil, Istighfar, Ruku’, Sujud, Khusyu, Tuma’ninah.., itulah shalat.., Ibadah yang paling sempurna.

Demikianlah ummat ini melakukannya siang dan malam untuk sumpah baktinya kepada Allah Pencipta Alam Semesta, Namun dalam Ibadah yang Multi Sempurna ini.., tak luput.., tak luput.., tak luput.., tak seorangpun melakukan shalat terkecuali diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad saw.. Diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad saw...

Diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad saw...

Diwajibkan Nya bersalam pada Muhammad saw...

Dan diwajibkan Nya bershalawat pada Muhammad saw...

“Salam Sejahtera atasmu wahai Nabi dan Rahmat Allah dan keberkahan Nya...”, kalimat ini merupakan kalimat yang diwajibkan Allah yang harus ada dalam Ibadah termulia ini.. Masih kah kita mengingkari kemuliaan Sang Nabi saw,
Diriwayatkan bahwa Abu Sa’id bin Ma’la sedang shalat dan ia mendengar panggilan Rasul saw memanggilnya, maka Abu Sa’id meneruskan shalatnya lalu mendatangi Rasul saw dan berkata : Aku tadi sedang shalat Wahai Rasulullah.., maka Rasul saw bersabda : “Apa yang menghalangimu dari mendatangi panggilanku”, bukankah Allah telah berfirman “WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN DATANGILAH PANGGILAN ALLAH DAN RASUL NYA BILA IA MEMANGGIL KALIAN” . (Al Anfal 24). (Shahih Bukhari hadits no.4204, 4370, 4426, 4720). Dan bahwa mendatangi panggilan Rasul saw ketika sedang shalat tak membatalkan shalat, dan mendatangi panggilan beliau lebih mesti didahulukan dari meneruskan shalat, karena panggilan beliau adalah Panggilan Allah swt, perintah beliau saw adalah perintah Allah swt, dan ucapan beliau saw adalah wahyu Allah swt..

Masih kah kita mengingkari kemuliaan Sang Nabi saw?, Diriwayatkan pula disaat perang Hunain selesai, Rasul saw memberi pada Sofwan 100 ekor unta, lalu 100 ekor lagi dan 100 ekor lagi, berkata Sofwan : “Sungguh Ia (Rasul saw) adalah orang yang paling kubenci, namun ia tak henti hentinya memberiku sampai ia menjadi orang yang paling kucinta” (Shahih Muslim hadits no.2313). Alangkah penyantunnya Nabi kita ini, bukan lah kecintaan Sofwan karena pemberian harta, namun kebenciannya luntur menghadapi manusia mulia yang memberinya dan saat ia tak berterimakasih justru ia ditambah lagi.. dan lagi..., tidak pernah kita temukan seorang dermawan dimuka Bumi yang setelah ia memberi dan yang diberi tak berterimakasih malah ia menambahnya lagi dan lagi, dan sesekali bukanlah barang yang murah, karena harga seekor Unta hampir menyamai 40 ekor kambing, dan beliau memberikannya 100 ekor unta, dan Sofwan tak berterimakasih dan tetap membencinya, beliau menambahnya lagi 100 ekor unta, lalu menambah lagi 100 ekor unta, lunturlah Sofwan.. ia lebur.. tak ada lagi yang lebih dicintainya selain Muhammad saw.. Jadilah beliau saw ini idola para sahabat, dan dalam riwayat lain, Salim bin Abdullah ra melakukan shalat sunnah di pinggir sebuah jalan, maka ketika di tanya ia berkata bahwa ayahku shalat sunnah ditempat ini, dan berkata ayahku bahwa Rasulullah saw shalat di tempat ini, dan dikatakan Ibn Umar ra pun melakukannya. (Shahih Bukhari hadits no.469). Demikian keadaan para Sahabat Rasulullah saw, bagi mereka tempat-tempat yang pernah disentuh oleh Tubuh Muhammad saw tetap mulia walau telah diinjak ribuan kaki, mereka mencari keberkahan dengan shalat pula ditempat itu, demikian pengagungan mereka terhadap sang Nabi saw, Dalam riwayat lainnya dikatakan kepada Abu Muslim, wahai Abu Muslim, kulihat engkau selalu memaksakan shalat ditempat itu, maka Abu Muslim ra berkata :  “Kulihat Rasul saw shalat ditempat ini” (Shahih Bukhari hadits no.480). Alangkah besar penghormatan para sahabat pada tempat-tempat yang di sentuh Tubuh Rasulullah saw, Bahkan gunung Uhud mencintai Beliau saw dan dicintai oleh Beliau saw sebagaimana sabdanya saw : “Gunung Uhud ini mencintai kita dan kita mencintainya” (Shahih Bukhari hadits no.3854).

Betapa Indahnya Alam semesta ini semua beridolakan Muhammad saw, mencintai Muhammad saw, Memuliakan Muhammad saw, tak lain karena Allah telah mengumumkannya, sebagaimana Sabda Beliau saw : “Bila Allah mencintai seorang Hamba maka Allah berkata kepada Jibril as : WAHAI JIBRIL, AKU MENCINTAI FULAN MAKA CINTAILAH IA” , maka berkatalah Jibril as menyeru kepada Alam Semesta : “Wahai Penduduk Langit, Sungguh Allah telah mencintai fulan, maka cintailah ia, maka diberikanlah padanya Kasih Sayang dimuka Bumi, maka ia dicintai dibelahan Bumi” (Shahih Bukhari hadits no.3037, 5693, 7047). Dan kita memahami bahwa Pengumuman itu terus berkumandang mengumumkan orang-orang yang dicintai Allah, dan tentunya pengumuman itu bergema terluhur dan terdasyat saat mengumumkan Nama Muhammad saw...! Maka Beliau saw dicintai Gunung, dicintai batang korma, hewan, manusia, jin, malaikat dan orang-orang mukmin... Beruntunglah Jiwa orang-orang yang Mencntai Muhammad saw.

“SUNGGUH ALLAH DAN PARA MALAIKAT MELIMPAHKAN SHALAWAT ATAS NABI (saw) WAHAI ORANG-ORANG YANG BERIMAN, BERSHALAWATLAH KALIAN KEPADANYA DAN BERSALAM LAH DENGAN SEMULIA-MULIA SALAM” (QS Al Ahzab – 56)

Daftar Pustaka : //book of "KENALILAH AQIDAHMU" From Guru Mulia Al Habib Munzir bin Fuad Almusawa.// www.MajelisRasulullah.org

Ilmu Allah Swt Tak Terbatas dan Tak Terdefinisikan







Pernakah terpikir dalam benak kita, berapakah jumlah butir pasir yang ada di pantai? Berapakah jumlah debu yang tersebar di muka bumi? Berapa jumlah sel dan enzim dalam tubuh kita? Berapakah jumlah daun yang  jatuh setiap hari di seluruh daratan? Berapakah jumlah virus dan bakteri yang berkembang di seluruh dunia? Berapakah persisnya jumlah orang yang meninggal dunia dan yang terlahir di seluruh belahan dunia dalam setiap detiknya? Berapakah jumlah ikan dan spesies lainnya yang ada di seluruh lautan? Adakah di antara kita yang tahu persis semuanya itu?

Atau pernakah terlintas dalam ingatan kita, berapakah jumlah bintang-gemintang yang tersebar di gugusan bimasakti di angkasa sana? Berapakah jumlah partikel cahaya yang dihasilkan oleh matahari atau obyek lainnya? Berapakah jumlah ion atau elektron dari setiap benda yang ada? Berapakah jumlah molekul oksigen yang dihasilkan oleh tumbuh-tumbuhan maupu karbon dioksida yang dihasilkan oleh sistem pernafasan manusia maupun binatang lainnya? Berapakah  gerakan benda hidup maupun mati akibat terpaan angin setiap harinya? Berapakah kira-kira luasnya ruang angkasa (space) yang tertampung di depan pandangan kita?

Pertanyaan-pertanyaan di atas tak akan bisa dijawab oleh siapa pun, kapan dan di mana pun termasuk fisikawan handal mana pun. Tak ada suatu pengetahuan pun hingga saat ini yang bisa memastikan berapa jumlah partikel atau atom dari benda-benda yang ada, baik di sekitar kita maupun di luar sana. Tak ada suatu teori pun yang bisa memberikan kepastian ilmiah pada pikiran dan logika kita. Jika kita tanya, tentu kita akan menjawab “tida tahu”, atau bahwa hal-hal tersebut “tidak terbatas” jumlahnya, atau hanya prakiraan-prakiraan kasar yang kita berikan sebagai jawaban.

Apakah kuantitas keberadaan segala benda dan segala sifatnya yang ada di kolong jagad raya ini sama sekali tidak ada yang mengetahuinya secara pasti? Benarkah bahwa partikel dan atom yang ada ini tidak terbatas jumlahnya? Jika terbatas maka berapakah jumlahnya? Jika terbatas maka berapakah sebenarnya jumlah persisnya? Jika ada yang tahu maka siapakah subyek hebat itu? Jika dia memang tahu, mengapa dia bisa tahu? Jika semesta ini merupakan (obyek) ciptaan oleh suatu subyek, maka pasti ada yang tahu akan kapasitas obyek ciptaan tersebut, yakni tak lain adalah subyek itu sendiri. Sebab,bagaimana mungkin ada obyek tercipta-termasuk kuantitasnya-tanpa diketahui oleh subyeknya?

Jika tidak ada bukti ilmiah dan logis bahwa semesta raya ini tak bermula maka berarti keberadaanya adalah karena diciptakan (bermula). Jika ia di ciptakan maka pasti dengan pengetahuan (ilmu), kehendak dan kemampuan suatu subyek untuk mewujudkannya. Tanpa pengetahuan, kemauan dan kemampuan maka tak suatu subyek pun dapat membuat rencana penciptaan hingga merealisasikannya. Sementara pada kenyataannya keberadaan semesta raya ini merupakan fakta nyata yang ditangkap oleh akal sehat manusia. Kita semua menyaksikan dan merasakan keberadaan semesta-termasuk diri kita sendiri-yang riil ini.

ILMU DAN PENCIPTAAN

Akal merupakan sarana sempurna untuk menangkap dan memahami semesta sebagai sebuah tanda adanya subyek penciptaan. Sebagai sarana untuk memikirkan bagaimana semua ini bisa menjadi ada dan nyata? Jika kehadiran semesta ini bisa dirasakan oleh akal sehat, maka bagaimana akal hanya berhenti pada penyompulan indrawi yang sekuler? Bagaimana akal mengingkari relitas penciptaan? Bagaimana akal bisa ingkar kepada Tuhan Pencipta semesta yang nyata ini?

Jika suatu subyek mempunyai “rencana” untuk menciptakan suatu obyek (ciptaan), maka dia harus mempunyai ilmunya. Artinya dia tahu persis apa yang akan diciptakannya, berapa ukurannya, berapa banyaknya, bagaimana strukturnya, kapan dan dimana akan di wujudkan, tanpa atau dengan bahan apa menciptakannya, apa guna dan fungsinya, “seperti” apa wujudnya apa pengaruhnya bagi obyek lainnya, bagaimana volume dan kualitasnya, bagaimana bentuk dan bagaimana karakteristik dan sifat-sifatnya? Semuanya itu harus diketahui terlebih dahulu.

Di samping pengetahuan (ilmu), maka penciptaan harus mempunyai kemauan dan kemampuan untuk merealisasikan rencananya tersebut. Kemampuan itu harus merupakan kemampuan yang tidak terbatas untuk mewujudkan segala hal yang bersifat mungkin. Misalnya dari kosong menuju ada, dari sederhana menuju rumit dan kompleks, dari kecil menjadi besar, dari mati menjadi hidup, dari tunggal menjadi struktur dan rangkaian, dari lemah menjadi kuat, dari yang mikros hingga yang kosmos, dari abstrak menjadi kongkret atau membalikkan kondisi-kondisi tersebut.

Dan yang lebih penting lagi, bahwa pengetahuan menciptakan itu adalah tanpa di dahului oleh contoh dan prototype apa pun dan tanpa membutuhkan subyek lain mana pun. Dia tidak memerlukan apa pun dari selain dirinya. Dia harus Maha tahu dan senantiasa tahu tanpa mengalami kelelapan, ke vakuman, kelalaian, kebingungan, kesalahan, lepas kendali atau pengaruh dari pihak manapun. Dengan demikian, maka pengetahuannya adalah absolut tidak terbatas (unlimited). Siapa lagi yang demikian itu kalau bukan Allah SWT Pencipta dan Pengatur semesta raya ini.

Oleh karena pengetahuan Allah SWT tidak terbatas maka tak ada apa pun yang di luar pengetahuan-Nya. Tak sebutir debu pun berpindah tempat kecuali diliputi oleh pengetahuan-Nya. Tidak satu pun perubahan dan mutasi atom yang di luar pengetahuan-Nya. Tak satu pun spesies terlahir atau muncul yang terhindar dari pengetahuan-Nya. Allah SWT berfirman : “Dan kunci-kunci semua yang gaib ada pada-Nya; tidak ada yang mengetahui selain Dia. Dia mengetahui segala yang ada di darat dan di laut. Tak ada sehelai daun pun yang gugur yang tidak diketahui-Nya. Tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan telah tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfudz)” (QS Al-An’am [6]:59)

TAK BERMULA DAN TAK BERAKHIR

Jika pengetahuan kita membutuhkan instrumen yang dibutuhkan seperti panca indra, susunan syaraf hingga memori dalam mainframe otak, membutuhkan proses, kapasitas tertentu dan pada obyek yang terbatas dan sudut pandang tertentu, maka pengetahuan Allah tidak sebagaimana definisi pengetahuan manusia. Ilmu Allah adalah tak bermula dan tak berakhir. Pengetahuan Allah adalah absolut dan tak terbatas. Pengetahuan Allah merupakan eksistensi (“sifat”) yang ada pada-Nya dan tak terjangkau oleh siapa pun.

Pengetahuan manusia merupakan ilmu yang diajarkan dan dianugerahkan oleh Allah SWT kepada mereka. Pengetahuan manusia terwujud melalui proses belajar dan pengalaman serta membutuhkan instrumen yang ada pada sekujur tubuhnya. Pengetahuan manusia – meskipun mampu menemukan teknologi canggih – adalah pengetahuan yang kecil. Dan sering pengetahuan manusia bersifat nisbi dan dari sudut pandang tertentu. Salah satu contoh keterbatasan pengetahuan manusia misalnya pengetahuan tentang nyawa.

Hingga kini atau bahkan sampai kapan pun manusia tak akan pernah bisa mengetahui apa dan bagaimana sesungguhnya nyawa manusia itu. Manusia juga tidak tahu kapan dan di mana dia akan mati? Berapa persis umurnya? Kemana nyawanya akan pergi setelah dia mati? Tak ada satu pun ilmu dan teori manusia yang mampu mendefinisikan secara pasti akan nyawa mereka sendiri. Allah SWT berfirman : “Dan mereka bertanya kepada-mu (Muhammad) tentang ruh. Katakanlah, “Ruh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit” (QS Al-Isra’ [17]:85).
Sebagaimana disebutkan di atas bahwa obyek ilmu Allah adalah segala hal yang ada. Oleh karenanya maka Allah Maha Tahu akan keberadaan Diri-Nya sendiri, sifat-sifat-Nya dan apa pun yang dikerjakan-Nya. Allah juga Maha Tahu apa yang pantas pada diri-Nya seperti sifat-sifat wajib maupun jaiz,dan kekurangan-kekurangan yang tak layak bagi-Nya. Allah Maha Tahu apa pun yang sudah terjadi, dan yang akan terjadi, dengan persis, akurat dan detail. Bagaimana tidak, jika semua yang terjadi adalah kehendak dan kreasi Allah sendiri? Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Tuhanmu (adalah) Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia ber-istiwa’ atas Arsy. Dia menutup malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Dia ciptakan) matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, segala penciptaan dan urusan menjadi hak-Nya. Maha Suci Allah Tuhan seluruh alam” (QS Al-A’raf [7]:54).
Allah SWT Maha Tahu berapa luas dan volume ruang angkasa ini. Berapa persisnya jumlah makhluk yang diciptakan-Nya. Berapa jumlah atom dari setiap benda. Kapan dan dimana setiap makhluk hidup memulai dan berakhir kehidupannya. Kapan alam semesta ini bermula dan kapan pula berakhir kelak? Semuanya ada dalam pengetahuan Allah SWT.

Hukum tata surya, evolusi dan rotasi benda-benda langit hingga gravitasi bumi kita adalah sistem yang telah digariskan dan diselaraskan oleh pengetahuan, kehendak dan kuasa-Nya. Hukum genetika, metabolisme dan hukum reproduksi pada diri kita merupakan sistem kehidupan yang ditetapkan oleh-Nya (sunnatullah) yang tidak bisa kita ubah sesuai kemauan kita. Jika manusia bisa menghindari kehamilan-misalnya-, maka dari itu karena Allah telah menyediakan bahan-bahan kontrasepsi di muka bumi ini untuk manusia. Hal itu tidaklah keluar dari sunnatullah yang universal. Wallahu A’lamu bish-sha-wab ...

Minggu, 30 Desember 2012

Munajat Dalam Kegelapan !




Limpahan Cahaya Keagungan Nya semoga selalu menghiasi setiap nafas kita dalam keluhuran dan kesejukan,
Limpahan Puji atas Nya, Yang Maha Berhak atas segala pujian,
Limpahan Puji atas Nya, Yang Maha Tunggal Mencipta dan Mengawali Kesempurnaan dan Keindahan,
Limpahan Puji atas Nya Yang Maha Tunggal dalam Keluhuran dan keabadian.
            Shalawat dan Salam terindah semoga selalu tercurah pada semulia-mulia Makhluk Nya, pemimpin segenap Utusan Nya, Sayyidina Muhammad saw beserta keluarga serta Sahabat Beliau dan penerus akhir zaman.

Munajat Dalam Kegelapan

            Ketika sanubariku keruh dan terbenam dalam gelapnya kesulitan dan kesempitan, sanubariku meraung menahan sakitnya benturan benturan permasalahan yang bagaikan hujan lebat terus mendera tubuhku, aku berusaha menghindar dan menyelamatkan diri, namun hantaman hantaman kesulitan tindih menindih membuatku roboh tidak berdaya, panca inderaku gelap tidak memiliki rasa, mataku terbuka dan seluruh pemandangan berubah menjadi selubung pekat yang mengerikan, telingaku mendengar suara suara namun mendadak bagaikan dihambat dengan ketulian yang kelam, alam pikiranku lumpuh, kedua telapak tangan dan jari-jariku bergetar, hatiku bagai hangus terbakar oleh gemuruh lahar kerisauan...

            Apa yang bisa kuperbuat..., aku tidak tahu, semua jalan keluar yang kutempuh tertutup rapat..., semua orang masa bodoh atas kesulitan dan raunganku, seakan aku hidup sendiri di alam ini...

            Aku rebah terhenyak, Tiba-tiba terdengarlah suara lirih dari Firman Tuhanku...”WA NAADAA FIDHULUMAAT.. AN LAA ILAAHA ILLA ANTA.., SUBHANAKA INNIY KUNTU MINADDHALIMIIN.., FASTAJABNAA LAHU WANAJJAYNAAHU MINAL GHAMMI WAKADZAALIKA NUNJIYYIL MU’MININ..,” Aku tersentak kaget.. ah.. Kisah Yunus as.., ketika Allah swt menceritakannya dengan jelas, “DAN DIA (Yunus) MEMANGGIL (KU) DALAM KEGELAPAN.. BAHWA TIADA TUHAN SELAIN ENGKAU, MAHA SUCI ENGKAU.. SUNGGUH AKU TERMASUK ORANG DHALIM.., MAKA KAMI MENJAWAB DOANYA, DAN KAMI MENYELAMATKANNYA DARI KEGUNDAHAN DAN PERMASALAHAN DAN DEMIKIAN PULA KAMI MENYELAMATKAN ORANG ORANG MUKMIN” (Al Anbiya 87).

            Betapa sempit dan adakah lagi kesempitan dan kebingungan lebih dari yang menimpa Nabiyallah Yunus as saat itu, ditelan oleh seekor ikan raksasa dan hidup merangkak didalam perut hewan itu.. betapa busuknya.. betapa gelapnya.. betapa sempit dan kalutnya Yunus as saat itu, ditelan oleh seekor ikan besar dan dibawa kepada kedalaman Samudera raya...

            Ia tidak mungkin memanggil siapapun, tidak pula bisa berbuat apapun.. namun cerita ini dikisahkan kembali oleh Nya seakan Dia berseru : Akulah Raja Tunggal Maha Penguasa Kegelapan Samudera, Akulah yang Maha Menemaninya saat ia dalam kesendirian, Aku Maha Tunggal Mendengar tangisannya yang terbenamkan dalam pekatnya Samudera, Masihkah ada selainku yang mendengar panggilannya, Saat itu memang sudah tidak ada lagi yang bisa diharapkan selain Nya, maka Dia menceritakannya dengan indah : “Maka ia memanggil manggil Ku dalam kegelapan..” kegelapan perut ikan, kegelapan perasaan, kegelapan masalah yang terpekat.. ia memanggil manggil Ku dalam kegelapan.. Tiada Tuhan Selain Mu, Maha Suci Engkau, sungguh aku dari kelompok hamba yang dhalim...

            Tak ada keselamatan dari Siksa Nya selain dengan Kalimat Tauhid, sebagaimana Hadits Qudsiy yang berbunyi : “Laa ilaaha illallah adalah Benteng Ku, barang siapa yang mengucapkannya maka ia masuk dalam benteng Ku, barang siapa masuk dalam benteng Ku maka ia aman dari siksa Ku”.

            Maka Yunus as memulai doanya, memanggil manggil Maha Raja Penguasa Samudera Kegelapan dan Maha Menemani setiap kesendirian, Maha Raja Yang Menciptakan Terang Benderang dan Kegelapan di Kerajaan Alam Semesta, ia memulai doanya dengan, “Laa ilaaha illan anta” Tiada Tuhan selain Engkau.. Lalu Yunus meneruskan doanya dengan mensucikan Allah.. bertasbih kepada Allah.. Dia Yang Tak satupun menghalangi Pandangan Nya, Maha Suci Raja Yang selalu disucikan selamanya oleh sekalian Alam.., dan Dia pula telah berfirman : “KALAU BUKAN KARENA IA (Yunus) ORANG YANG SUKA BERTASBIH MENSUCIKAN ALLAH, NISCAYA IA AKAN TETAP DIDALAM PERUT IKAN ITU HINGGA HARI KEBANGKITAN”.

            Maka Yunus meneruskan doanya dengan kalimat SUBHANAKA Maha suci Engkau.. Inniy kuntu minaddhaalimiin.. sungguh aku termasuk golongan orang yang dhalim.. (Yunus as marah dan meninggalkan ummatnya sebelum diizinkan Allah), Ia mengadu, mengaku, dan berharap cemas semoga Maha Pemelihara Tunggal ini masih memaafkannya, maka Dia Allah meneruskan firman Nya, MAKA KAMI TERIMA SERUANNYA, DAN KAMI MENYELAMATKANNYA DARI KESULITAN.. Ah, betapa tak berartinya seluruh musibahku ini dibanding orang yang ditelan hewan raksasa lalu dibawa tenggelam ke Dasar Samudera.. muncul harapan dihatiku.. berarti aku harus banyak mengucapkan kalimat Tauhid, Tasbih dan mengakui kesalahanku pada Nya, Niscaya Dia akan menolongku dari kesulitan ini.. Tiba tiba batinku merintih lagi.. ah.. tak mungkin.. itukan untuk Nabi Yunus.., siapakah aku hingga akan pula akan ditolong Allah, ini hanyalah kekhususan Yunus as, Nabi Allah, tiba-tiba aku teringat akhir ayat itu.. WA KADZALIKA NUNJIYYIL MU’MINNIIN, dan begitu pula kami menyelamatkan orang-orang yang mukmin...

            Maha Suci Engkau Wahai Menyingkap kegelapan malam dan membuatnya terang benderang, beribu hati gelap dan pekat telah pula kau singkapkan kesedihan mereka dengan pengabulan doa hingga hati gelap dan kelam itu berubah menjadi terang benderang dengan kegembiraan oleh Matahari Keluhuran Mu.. Kau simpan rahasia kelembutan Mu dalam ayat pendek ini.., bahwa Kau Maha Siap mengulurkan jari-jari takdir kelembutan yang memutus rantai rantai takdir Mu yang mencekik dan menghanguskan sanubari ini dengan Munajat dan Doa kami, sebagaimana Hadits Nabi Mu saw, “Tiadalah Yang Mampu menolak ketentuan Nya, selain Doa”. Hanya doa dan rintihan di Pintu Kemegahan Mu yang akan menyingkirkan segala kesulitan ini...
            Maka aku bermunajat Sebagaimana Munajat Nabiku Muhammad saw : Wahai Allah, Demi orang-orang yang bermunajat meminta kepada Mu, Demi orang-orang yang bersemangat menuju keridhoan Mu, dan juga demi doa Yunus as dan seluruh pemilik sanubari luhur yang menginjak Bumi Mu dari zaman ke zaman, Demi berjuta telapak tangan yang telah terangkat bermunajat pada Mu, Demi Doa Yunus ketika didalam perut hewan raksasa di dasar Samudera.. Yang sebab doanya lah kau bukakan Rahasia pertolongan Mu, dan demi Keteguhan Ibrahim as yang membuat api Namrud menjadi tunduk dan dingin.. dan Demi Munajat Nabi Muhammad saw, yang merupakan Munajat Terluhur dari seluruh Munajat Hamba Mu di Kerajaan Alam Semesta, bebaskan Aku dari segala kesempitan.., bebaskan aku dari dasar samudera kesulitan yang membuat aku tenggelam dan Buta dari kegembiraan, yang membuat ditelan oleh dosa dan merangkak diperut dosa yang penuh dengan busuknya bangkai kehinaan dalam keadaan Lumpuh dari harapan, akulah hamba yang merangkak diperut dosa.. ditenggelamkan ke dasar Samudera kesulitan ? memanggil manggil Nama Agung Mu.. memanggil manggil satu-satunya gerbang harapan bagi para pendosa.. selamatkan aku dari segala kesulitan.. Tiada Tuhan Selain Engkau.. aku tidak akan menyembah selain Mu.. tidak pula akan sujud pada selain Mu.. penghambaanku hanya untuk Mu.. tidak pula akan memilih Tuhan Lain selain Mu.. bila muncul dihadapanku Tuhan lain dengan menyiapkan seluruh kenikmatan dan kemewahan abadi dihadapanku.. niscaya kuhempaskan dan kutolak seluruh anugerahnya, aku akan berpaling dan berlari kepada Mu.. Menuju Tuhanku Yang Maha Tunggal, Tetap Engkau Maha Tunggal Tuhanku.. hanya Engkau Rabbiy.. hanya Engkau Pilihanku.. hanya Engkau.. Maha Suci Engkau dengan segala kesucian.. maka singkirkanlah segala kesulitan ini sebagaimana Ibu yang menepiskan bekas noda dari wajah bayinya.. Rabbiy.. Rabbiy.. Sungguh aku telah berbuat kedhaliman.. sungguh aku telah mengingkari perintah Mu.. namun kemana aku akan pergi menyelamatkan diri kalau bukan kepada Mu ! Demi Keluhuran Muhammad saw.. Demi Munajat Muhammad saw.. Demi Keindahan Muhammad saw.. Demi Kewibawaan Muhammad saw.. Demi Mukjizat Muhammad saw.. Demi Syafaat Muhammad saw.. Yang kesemua itu mencerminkan Keindahan Mu dan Kesempurnaan Mu Rabbiy, Maka Maha Suci Engkau dan Puji atas Mu Tuhan sekalian Alam...

Daftar Pustaka : //book of "KENALILAH AQIDAHMU" From Guru Mulia Al Habib Munzir bin Fuad Almusawa.// www.MajelisRasulullah.org